Pesisir Barat, transsumateratv.com - Pemerintah Pekon Sukarame, Kecamatan Pesisir Selatan, mengadakan rembuk stunting pada Selasa, (03/09/2024), di kantor desa setempat.
Kegiatan ini dihadiri oleh Camat Pesisir Selatan beserta staf, perwakilan dari Puskesmas Biha, Peratin Pekon Sukarame, pendamping desa, kepala dusun, kader Tri Bina, kader posyandu, koordinator PLKB Kecamatan Pesisir Selatan serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Dalam arahannya, Camat Pesisir Selatan Mirton Setiawan, Spd., M.M menekankan pentingnya rembuk stunting sebagai upaya kolektif untuk mencegah terjadinya stunting pada anak-anak di Pekon Sukarame.
“Stunting adalah masalah serius yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Oleh karena itu, rembuk stunting ini menjadi langkah awal yang penting untuk memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan asupan gizi yang cukup dan perawatan kesehatan yang memadai,” ujar Mirton.
Rembuk stunting ini menghasilkan beberapa langkah strategis untuk pencegahan dan penanganan stunting di Pekon Sukarame. Langkah pertama adalah peningkatan akses layanan kesehatan melalui optimalisasi peran posyandu dan puskesmas dalam memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin. Selain itu, kampanye gizi seimbang dan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil akan dilakukan bekerja sama dengan kader posyandu dan PKK desa.
Program edukasi dan penyuluhan mengenai pentingnya asupan gizi yang baik, kebersihan lingkungan, dan perilaku hidup sehat kepada masyarakat desa juga menjadi prioritas. Edukasi ini akan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mencapai efektivitas yang lebih tinggi.
Camat Pesisir Selatan, Mirton Setiawan, Spd.,M.M juga menekankan pentingnya pemeliharaan posyandu di seluruh wilayah kecamatan. “Posyandu adalah garda terdepan dalam pencegahan stunting dan pemantauan kesehatan ibu dan anak. Kita harus memastikan posyandu-posyandu kita berfungsi dengan baik, memiliki fasilitas yang memadai, dan didukung oleh tenaga kesehatan yang kompeten,” tegasnya.
Selain itu, Mirton Setiawan juga menyoroti pentingnya keberadaan posyandu remaja dalam mencegah terjadinya pernikahan dini. “Posyandu remaja tidak hanya berperan dalam memberikan edukasi kesehatan bagi para remaja, tetapi juga berfungsi sebagai wadah untuk mengedukasi mereka mengenai dampak negatif pernikahan dini. Dengan demikian, remaja di desa ini akan lebih siap menghadapi masa depan dengan bekal pengetahuan yang memadai tentang kesehatan reproduksi,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Desa (Peratin) Pekon Sukarame Saparudin, yang menyatakan bahwa seluruh elemen desa berkomitmen untuk bekerja keras dalam mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat desa terutama dalam pencegahan stunting sehingga nantinya Pekon Biha akan Zero stunting, pungkasnya. *(Lukman)