Siapa Yang Salah dan Siapa Pula Yang Disalahkan

 


Pesisir Barat, Penolakan masyarakat terhadap Basri sebagai Peratin (Kepala Desa) adalah hal wajar. Sebab, Basri dinilai telah membuat malu pekon Way Narta, Kecamatan Pesisir Utara.

Mengapa membuat malu, ya asal tau saja, beberapa waktu lalu, Basri yang merupakan Peratin aktif diduga kuat telah berbuat tidak senonoh dengan salah satu stafnya.

Akibatnya, Way Narta heboh, Peratin dan stafnya disinyalir “main gila” di tempat kerja. Karuan saja kehebohan itu sampai kepada pemkab Pesisir Barat. Konsekuensinya, Basri dinonaktifkan dari jabatannya.

Nonaktif yang dialamatkan kepada Basri tentunya melegakan penduduk Way Narta. Mereka bergumam itulah resiko “main gila” dengan isteri orang.

Setelah beberapa tahun menerima sanksi, Basri kembali dilantik untuk menduduki kursi Peratin. Sayangnya, pelantikan Basri mendapat penolakan warga. Meski ditolak, pelantikan Basri tetap berjalan.

Dengan telah dilantik dan kembali duduk di kursi Peratin, masyarakat Way Narta luar biasa kecewa. Dampaknya, kantor desa di segel dan dipenuhi beragam tulisan menolak Basri.

Alhasil, penolakan terhadap Basri hingga kini terus berlanjut dan belum berhenti. Kalau sudah seperti ini siapa yang salah dan siapa pula yang harus disalahkan.(Lukman)